Malam Hari, Menteri Basuki Cek Pembangunan Terowongan Bendungan Kuwil Kawangkoan

15 November 2017  |  20:53 WIB
Share this post :
Minahasa Utara- Selain kerap melakukan kunjungan kerja (kunker) pada hari libur, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono juga tak segan meninjau kemajuan proyek pembangunan infrastruktur di berbagai daerah hingga malam hari.

Minahasa Utara- Selain kerap melakukan kunjungan kerja (kunker) pada hari libur, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono juga tak segan meninjau kemajuan proyek pembangunan infrastruktur di berbagai daerah hingga malam hari. Seperti yang dilakukan Menteri Basuki saat melakukan kunker ke Provinsi Sulawesi Utara, Selasa (14/11).

Di provinsi ini, Menteri Basuki mengunjungi tiga proyek sekaligus yakni Tol Manado-Bitung, Bendungan Lolak dan diakhiri meninjau Bendungan Kuwil Kawangkoan yang jaraknya cukup jauh.

Tiba di lokasi Bendungan Kuwil Kawangkoan di Kecamatan Kalawan, Kabupaten Minahasa Utara, pada pukul 22.30 WITA, Menteri Basuki selama 45 menit berada dilokasi melihat progres pengerjaan dua terowongan sebagi saluran pengelak yakni terowongan inlet sepanjang 520 meter dan outlet sepanjang 550 meter yang diharapkan rampung pada Februari 2018 mendatang.

Saluran pengelak diperlukan untuk mengalihkan aliran Sungai Tondano selama periode pelaksanaan konstruksi bendungan. Demi mengejar target penyelesaian, konstruksi terowongan bendungan dikerjakan siang dan malam selama 100 hari kerja.

“Pembangunannya dikerjakan siang dan malam untuk mengejar ketertinggalan akibat kendala pembebasan lahan agar penyelesaiannya bisa kembali sesuai rencana," kata Menteri Basuki.

Dengan estimasi 100 hari kerja, maka setiap hari diharapkan terjadi penambahan panjang terowongan 4,5 meter baik dari sisi inlet dan outlet. Adapun total panjang terowongan yang sudah terbangun adalah 378,5 meter dengan rincian progres pembangunan terowongan inlet mencapai 141 meter sedangkan pembangunan terowongan outlet progresnya mencapai 237,5 meter.

Kehadiran Bendungan Kuwil sangat diharapkan oleh warga Minahasa dan sekitarnya. Apalagi daya tampung bendungan mencapai 23,37 juta meter kubik menjadi harapan warga untuk mereduksi banjir sebesar 282,18 meter kubik per detik yang sering terjadi di Kota Manado dan sekitarnya.

Selain itu, dengan debit 4,50 m3/detik, bendungan ini bisa menyediakan kebutuhan air baku bagi warga kota Manado, Kecamatan Kalawat, Kota Bitung dan KEK Bitung. Tak hanya itu Bendungan Kuwil juga memiliki kapasitas pembangkit listrik tenaga air sebesar 1,2 Mega Watt dan pariwisata.

Percepatan pembangunan bendungan merupakan wujud komitmen Kementerian PUPR untuk selalu mendukung perwujudan program ketahanan pangan nasional yang merata di seluruh Indonesia. Selain itu, program pembangunan bendungan juga sejalan Nawa Cita Presiden Jokowi yang mengamanatkan pemerintah harus selalu hadir di tengah masyarakat untuk mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.

Saat ini, pembebasan lahan sudah sekitar 50 persen atau sekitar 170 hektar. Sedangkan sisanya sekitar 176 hektar masih dalam proses yang akan dibebaskan untuk badan bendungan dan daerah genangan. Pembangunan Bendungan Kuwil Kawangkoan dikerjakan oleh PT. WIKA - DMT, KSO , PT. Nindya Karya (Persero) Tbk dengan total nilai kontrak sebesar Rp 1,41 triliun dengan biaya pengadaan lahan sebesar Rp 232 miliar.

Semula bendungan ini ditargetkan rampung pada Oktober 2020, namun karena proses pembebasan lahan lebih cepat berkat sinergi kerja sama Pemerintah Propinsi Sulawesi Utara dengan Pemerintahan Kabupaten Minahasa Utara membuat target penyelesaian bendungan lebih cepat dari target yang direncanakan. Saat ini progres keseluruhan pembangunan bendungan sudah mencapai 12,26 persen.

“Balai Wilayah Sungai, kontraktor & konsultan harus bisa menjadi satu tim, bekerjasama dengan baik untuk mengerjakan proyek bendungan untuk mendapatkan hasil yang sebaik-baiknya,” kata Menteri Basuki.

Secara khusus Menteri Basuki juga menekankan bahwa pembangunan 33 bendungan secara serentak saat ini merupakan kesempatan yang langka bagi para insinyur muda. Para engineers muda harus bisa memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya untuk menimba ilmu dan pengalaman, serta membangun kompetensi ahli bendungan yang sangat dibutuhkan di Indonesia.

Turut mendampingi Menteri Basuki dalam kunjungan tersebut, Direktur Jenderal (Dirjen) Sumber Daya Air Imam Santoso, Dirjen Bina Marga Arie Setiadi Moerwanto, Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi I Djidon R Watania dan Kepala Biro Komunikasi Publik Endra S. Atmawidjaja. Hadir pula General Manager PT. Wika Adhyasa Yutono dan Direktur PT. Nindya Karya Imam Sugiatno. (*)