Menteri Basuki Menerima Penghargaan dari Ikatan Ahli Geologi Indonesia

27 September 2017  |  08:01 WIB
Share this post :
Malang--Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menerima penghargaan IAGI 2017 dari Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) atas pengabdiannya sebagai geolog, yang telah mampu memberikan karya nyata melalui berbagai pembangunan infrastruktur yang secara langsung memberikan dampak pertumbuhan ekonomi nasional dan berujung pada kesejahteraan rakyat.

Malang--Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menerima penghargaan IAGI 2017 dari Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) atas pengabdiannya sebagai geolog, yang telah mampu memberikan karya nyata melalui berbagai pembangunan infrastruktur yang secara langsung memberikan dampak pertumbuhan ekonomi nasional dan berujung pada kesejahteraan rakyat. Penyerahann penghargaan dilakukan oleh Ketua IAGI Sukmandaru Prihatmoko, di Malang, Jawa Timur, Senin malam (25/9/2017).

Dalam sambutannya Menteri Basuki menyampaikan apresiasinya kepada IAGI atas penghargaan yang diberikan kepadanya dan menjadi pemacu untuk bekerja lebih baik lagi dalam penyediaan infrastruktur yang sangat dibutuhkan rakyat Indonesia. Menurut Sukmandaru Prihstmoko, pemberian penghargan tersebut bagi kalangan ahli geologi karena Menteri Basuki sudah istiqomah di bidang keteknikan pembangunan infrastruktur.

Sementara itu pada Selasa pagi (26/9/2017) Menteri Basuki menjadi pembicara kunci acara Joint Convention 2017 yang diselenggarakan oleh 4 organisasi profesi ahli yakni Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI), Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), Ikatan Ahli Fasilitas Produksi Minyak dan Gas Bumi Indonesia (IAFMI) dan Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI).

Menurut Menteri Basuki, para ahli geologi bukan hanya dibutuhkan dalam eksplorasi dan eksoploitasi sumber daya alam seperti migas, melainkan juga mampu memberikan dukungan bagi pembangunan nasional dibidang infrastruktur.

Peran para ahli geologi dalam pembangunan infrastruktur bukan hanya sebagai pendukung namun karena ikut menentukan keselamatan dalam pembangunan infrastruktur dan memberikan panduan. Dalam siklus konstruksi peran ahli geologi banyak terlibat saat survey dan investigasi, desain, perencanaan dan program pembangunan infrastruktur.

Pembangunan infrastruktur yang menjadi program prioritas nasional banyak menemui kondisi alam yang membutuhkan kontribusi keilmuan para ahli geologi. Berbagai jenis batuan dan tanah dapat ditemukan di Indonesia dimana salah satunya adalah tanah lunak dan gambut. Selain itu Indonesia juga terletak dalam area Ring of Fire dan negara dengan curah hujan yang relatif tinggi.

"Untuk mengatasi tantangan tersebut, PUPR melakukan banyak inovasi untuk menangani longsoran di ruas jalan strategis dan Jembatan Cisomang yang merupakan suatu tantangan bagi ilmu geologi," jelasnya.

Dikatakannya permasalahan Jembatan Cisomang akibat permasalahan Batu Serpih/Clay Shale telah berhasil diselesaikan berkat peran ilmu geologi. Enam tahapan penanganan dilakukan pada Jembatan Cisomang yakni unloading tanah, jacketing pilar, Fiber Reinforced Polymer ( FRP), Bored Pile, Strutting Baja P2-P3, serta Grouting pada pilar.

Tantangan kondisi geologi yang unik di Indonesia turut dijumpai di pembangunan terowongan jalan tol pertama di Indonesia, yakni Terowongan Tol Cisumdawu. Metode penggalian terowongan menggunakan sistem NATM 3-Bench and 7- Step dengan kondisi geologi Tanah Vulkanis, kombinasi batu dan tanah dalam satu formasi. Pembangunan Tol Cisumdawu secara keseluruhan diperkirakan akan selesai pada tahun 2020.
Kementerian PUPR bersama lembaga lainnya juga telah berhasil menyusun peta gempa terbaru sebagai landasan dalam melakukan perencanaan infrastruktur.

Turut hadir dalam acara tersebut anggota Komisi V DPR RI Nusyirwan Sujono, Inspektur Jenderal Rildo Ananda Anwar, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Danis H. Sumadilaga, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Brantas Fauzi Idris dan Kepala Biro Komunikasi Publik Endra S. Atmawidjaja. (*)