Teknologi RISHA Tingkatkan Rumah Layak Huni Desa Kohod Tangerang

05 Agustus 2017  |  15:07 WIB
Share this post :
Senyum mengembang dari wajah Seni, seorang Ibu yang sehari-hari membuka warung kelontong di Desa Kohod, Kabupaten Tangerang, Banten.

Bisnis.com, JAKARTA -Senyum mengembang dari wajah Seni, seorang Ibu yang sehari-hari membuka warung kelontong di Desa Kohod, Kabupaten Tangerang, Banten. Dia menyambut kedatangan Ibu Kepala Negara Iriana Joko Widodo, Ibu Mufidah Jusuf Kalla beserta rombongan Kampung Sejahtera Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja (Oase-KK) yang mengunjungi kediamannya, beberapa waktu lalu.

Rumah Ibu beranak lima itu menjadi satu dari empat rumah percontohan Rumah Instan Sehat Sederhana Sehat (RISHA) di Desa Kohod, yang sekaligus produk CSR PT Waskita Karya Tbk dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Rumahnya yang tipe 36 itu semula terbuat dari bilik bambu dan diubah menjadi rumah instan sederhana berbasis teknologi knock down yang ramah lingkungan.

“Bersyukur sama Allah ada program ini, senang rumahnya jadi bagus, lega, dan gak bocor lagi,” ujarnya.

Teknologi RISHA ini merupakan terapan hasil penelitian Balitbang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Dengan teknologi ini, pembangunan rumah menggunakan material panel struktur yang fleksibel dan efisien dalam konsumsi bahan bangunan. Waktu pembuatan rumah tipe 36 ini pun bisa dihemat hanya memakan waktu tujuh hari.

Muhajirin, peneliti dari Puslitbang Perumahan dan Permukiman Kementerian PUPR
menyatakan teknologi RISHA ini telah diterapkan sebanyak 10.000 unit di Nangroe Aceh Darusalam (NAD) pasca bencana tsunami. Selain itu, teknologi ini juga diterapkan diberbagai daerah di Indonesia seperti Jawa Barat, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Bangka Belitung, Jambi, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan sebagainya.

“Teknologi RISHA ini memang didesain lebih simpel dan tahan gempa. Secara harga lebih murah, sekitar Rp2 sampai Rp2,5 juta per meternya. Telah diuji coba untuk tahan di gempa kekuatan 7.5 sampai 8 Skala Richter,” ujarnya.

Dia pun menambahkan, teknologi khusus ini membuat proses pembangunan RISHA tak bisa dilakukan sembarangan, dan hanya bisa dilakukan oleh orang yang sudah terlatih. Untuk itu pihaknya pun rutin melakukan pelatihan kepada perusahaan yang berminat membuka jasa aplikator teknologi RISHA. Sejauh ini, telah tersedia sebanyak 67 perusahaan aplikator RISHA di Indonesia, di antaranya CV Bangun Mandiri, Worskhop Jubit Internasional dan CV Better Solution.

Di sisi lain, Kementerian PUPR juga mengalokasikan anggaran sekitar Rp5 miliar untuk membenahi infrastruktur permukiman di Desa Kohod Kabupaten Tangerang, Banten.

Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman Rina Farida mengatakan, anggaran tersebut dikucurkan sejak 2016 sekitar Rp4 miliar dan dilanjutkan pada tahun ini sebesar Rp1 miliar. Dia menjelaskan, pihaknya mengintegrasikan program pembenahan infrastruktur permukiman Desa Kohod yang menjadi lokasi program Kampung Sejahtera Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja (Oase-KK).

“Programnya masih berlangsung karena ini hanya sebagian Desa Kohod, masih ada empat klaster lagi. Kita akan bangun infrastruktur yang tentunya dibutuhkan dan cita-cita masyarakat,” ujarnya.

Dia pun memerinci, pembangunan infrastruktur permukiman yang dilakukan mencakup pembangunan Gerbang Kohod, peningkatan jalan poros dan jalan lingkungan, pembangunan Sumur Air Bersih dan Sumur Resapan, pembangunan MCK, dan Sanitasi Berbasis Masyarakat, serta pengadaan bin sampah dan kontainer.

Selain itu, juga termasuk pengembangan SPAM Kampung Sejahtera Desa Kohod, pembangunan drainase lingkungan, pembangunan sarana pendukung seperti taman sepadan sungai, lapangan bulu tangkis, serta pengembangan SPAM Rawan Air.

Dia menyatakan, melalui program ini, pemerintah tak hanya membenahi infrastruktur permukiman, tetapi juga melakukan pemberdayaan masyarakat dengan mengadakan berbagai pelatihan, seperti bercocok tanam secara organik, kerajinan tangan, hingga daur ulang sampah dan juga membenahi rumah yang tidak layak huni. Dengan demikian, diharapkan kesejahteraan masyarkat dapat meningkat.

Dia pun berharap masyarakat bersama dengan Pemerintah Daerah dapat menjaga sekaligus memelihara infrastruktur yang dibangun. Hal ini diperlukan untuk menjaga kualitas infrastruktur yang terbangun agar tidak rusak dan tetap terjaga kualitasnya.